Bukan Hujan, Tapi Aku Takut.


dok. Google




Ketika Medan hujan, kalau ga banjir ya mati lampu. Bahasa baiknya listrik padam hehehe. Atau kalau ga, ya banjir plus mati lampu. Tapi malam ini agak laen. Ga banjir, ga mati lampu. Padahal langit lagi bentak bentak (petir). Entah siapa yang disenggaknya. Mau suuzon, takut pula aku. 

Karena agak lainnya, bukan cuma nyenggak aja dia (langit), dibawanya pula kawannya. Yang bikin seng tetanggaku ikut merepet. Antara mau terbang tapi masih ditahan paku. Kek mau putus tapi masih sayang. eh...

Tapi kurasa, seng itu pun sebenarnya takut. Kalau dia lepas, bolong pulala nanti rumah tuannya itu, terus dengan ga sopannya masuklah air hujan kedalam rumah membasahi apapun yang dijumapainya atau jangan jangan ketakutannya (seng) adalah gimana kalau setelah lepas dia jadi barang rongsokan.

"Duaaarrrr..."
ih, mau copot kali jantung ini. Kurasa kawannya siHujan (angin) jahil juga. Kek mantan yang ga nyerah minta balikan. Agak reseh. Cemanalah ga kaget, dibantingnya jendelaku yang ga salah apa apa itu. Agak setengah berlari, kututuplah jendelaku, berlomba cepat biar air hujan ga masuk. Tapi jujur, aku kalah. Uda masuk duluan tempiasnya. 

Pas aku mau tutup jendela tadi, masih sempat terlihatku pohon kelapa yang biasa berdiri disana. Ia, disamping rumahku. Miliki tetangga yang sengnya merepet. Mereka (pohon kelapa) ada beberapa. Disamping pohon kelapa ada juga pohon mangga. Cuma aku mau bahas pohon kelapa aja. Soalnya pohonnya mangganya cuma satu, mau dibully pun tetap aja dia tegar. Karena rindang. Dan percuma juga, dia tak bertelinga.

diantara pohon kelapa itu, ada satu yang paling tinggi. Kurasa dia seniornya. Kutengok pun yang lain takut sama dia. Aku pun sama. Takut. Apalagi sekarang hujan dan kawannya itu (angin) bikin dia bergoyang ke kanan kadang ke kiri. Uda kayak sakit pinggang dia (pohon kelapa). Belum lagi daunnya uda kek rambut yang baru habis dijambak. Tak beraturan. Kalau cuma bergoyang ke kanan dan kiri ga apa apa. Tapi kalau pas kesamping, mampuslah rumahku. 

Pohon kelapa, ia kau yang kau (yang paling tinggi). Selama ini kau (pohon kelapa) tau aku sungguh mengagumimu. Setiap pagi pas buka jendelaku, kutatapnya kau pun saat sore menutup jendela, tak lupa kusapa. Bahkan aku sering memotretmu pakai hpku, kuposting di isnstastoryku. Jadi jangan kecewakan aku. Kau harus kuat. Sekuat buahmu yang sebiji pun ga jatuh. 

Petir ilang, angin reda dan hujan berhenti. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Mereka (pohon kelapa) kembali tegak dan mungkin sedang merapikan rambut (pelepahnya), biar kayak kelapa pada umumnya. Berdiri kokoh.

Sial. Lampu mati.

Komentar

  1. bicara soal pohon kelapa, ada kawan yang bilang kalau kita punya lahan nganggur sebaiknya ditanam pohon kelapa aja. Selain umurnya yang lebih panjang, hasil yang diberikan juga lebih banyak dari tanaman lain sejenis.

    BalasHapus
  2. Suka kak. Suka kali tulisan ini.
    Setelah berkali pindah rumah, agaknya sebagai Pluviophile awak nih agak bergeser sekarang.
    Masih tetap pecinta hujan. Ketika hujan masih suka nyium Petrichor. Tapi agak trauma dengan hujan deras karena takut plafon rumah rubuh. Pernah kejadian soalnya. Pas baru lahir anak kelima. Sampah rupanya numpuk di talang air rumah. Sampah yang tentu saja daun kering milik pohon tetangga. Ingin rasanya minta ganti rugi. Tapi akhirnya kuanggap takdir saja.
    Daun kering itu udah jadi butiran tanah menutupi talang air akhirnya air naik ke plafon. Amblaasss rumah kami kayak kemasukan air terjun niagara. Dari dalam kamar pasrah aja nampak air terjun hasil kecelakaan.

    BalasHapus
  3. Agak lain kubaca bikin senyum dan penasaran kejadian selanjutnya.


    Alhamdulillah, pohon kelapanya masih kuat menopang badannya. Takutnya pas angin kencan kemaren pingsan pula dia, kk. Alhamdulillah masih sehat. Semoga sehat-sehat semua kita ya kk.
    Dijauhkan dari hal buruk.

    BalasHapus
  4. Kak tulisannya bagus banget seperti hidup ya ceritanya btw kalau di pelajaran bahasa tulisan kayak gini disebut apa ya? Lupa dink

    BalasHapus
  5. Hahahha...sukak kali awak baca artikel ini. Betol-betol awak macam dengar langit lagi merepet. Alamak....cemana lah gak takut ya kan. Gak ada angin gak ada hujan, kok malah ngamuk-ngamuk gak jelas si petir itu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBIASAAN BARU YANG BUAT CANDU

GYM DAN KETABUANNYA

APA ITU JODOH ?