APA ITU JODOH ?

 "Demikianlah mereka  bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan  Allah, tidak boleh diceraikan manusia"

Quate diatas merupakan ayat pernikahan yang sering dikutip dan dituliskan di undangan pernikahan. Ini beda lagi dengan sumpah pernikahan yang diucapkan di Altar, dihadapan Pendeta, orang tua dan semua mahluk yang turut menyaksikan ritual sakral tersebut.


Tapi aku sedang tidak ingin membahas apapun soal diatas. Karena, suatu hari nanti aku yakin aku akan ada pada hari tersebut. Dengan orang yang menyenangkan baik suka maupun duka. Baik sakit maupun sehat. Amin hahahaha

Disuatu sore yang tenang, tidak seperti biasanya. Sore ini, teman yang duduk disebelah kubikel meja kerjaku membuka topik cerita yang beda. Yah, beda karena diwaktu senggang, biasanya kami selalu bergosip ria. Tentang ayam mana yang akan dibunuh untuk kami santap atau soal dimana akan dieksekusi peristiwa pembunuhan itu hingga sampai menjadi ayam rendang, gulai atau ayam goreng kalasan.

Keluhnya, "kenapa ya aku selalu menemukan laki laki yang selalu mebuatku menderita. Kenapa?"

"Karena bla bla bla... " dia menceritakan banyak hal tentang sesuatu yang mungkin tidak seharusnya ia ucapkan akan pasangannya. Kalau Disinyalir, ada motif pembelaan atas kesalahan yang sengaja ia lakukan. Aku mendadak ahli kriminal asmara padahal tuna asmara wkwkwkwk

"kalau aku cerai, mungkin kami tidak jodoh" 

astaghfirullahaladzim seketika aku mengucap. Jika pernikahan bukanlah akhir dari pencarian, dengan apakah jodoh disahkan. Pernikahan adalah perayaan atas kebahagian jadi dengan apakah jodoh dirayakan?

Semakin lama semakin aku tidak sepaham dengan apa sedang hangat dimejaku. Ini menyangkut prinsip hidup seseorang. Benar. Namun jika tidak ada aturan yang mengatur, maka liarlah mereka. "Kalau suatu saat kami bercerai, jodoh kami sampai disini" lanjutnya

"seperti apa jodoh itu?" tanyaku ditengah ngah ngoh isi kepala. Diera gempuran kebebasan manusia manusia, ada begitu banyak hal yang dianggap biasa karena sudah terbiasa. Baik atau buruk ditentukan dengan seberapa menyenangkannya hal itu dilakukan.

Terkadang dalam pergaulan aku menemukan linglung yang tak beralamat. Begitu banyak kesenangan yang salah yang didukung. Entah karena orang orang yang melihat tidak berani menegur atau mereka juga pelaku sekaligus penikmat.

Atau merasa mereka tidak dirugikan, jadi kesalahan atau penyimpangan yang terpampang bukan tanggung jawab mereka. 

Ada begitu banyak saran atau pendapat dari teman teman yang lain. Ada yang mendukung dan ada yang tidak setuju akan perceraian. Entah karena prinsip atau keyakinan.

"jodoh itu ketika maut yang memisahkan" akhirnya tanyaku dijawab juga. "entah dengan sampai di pernikahan yang mana?" lanjutnya...


aku sungguh sudah kehilangan minat dalam meting antah berantah ini. Sungguh ingin kusudahi namun jarum jam seakan ga mau bergerak ke angka 17.00 wib 

Aku tidak peduli dengan konsep jodoh manusia yang menganggap dirinya benar. Entah karena ia merasa korban ketidakbahagiaan. Karena bagiku, pasangan adalah keluarga yang kita pilih sendiri. Berbeda dengan orang tua atau anak yang emang diberi dari sononya.

Jika manusia yang kau pilih pada akhirnya tidak mampu membahagiakanmu, entah karena ekonomi, sosialnya, tabiatnya, atau ekspektasimu yang tak terpenuhi, silahkan pisah. Silahkan Cerai. Asal kamu tidak menikah lagi. Karena pernikahan kedua, ketiga dan seterusnya pun tidak menjamin kamu akan bahagia.



ini hanya gundah gulana yang ditulis bukan karena sebuah agama. Namun keresahan hati.
Medan 10/10/22

Komentar

  1. Dari tulisan yang awak tangkap ini, sama aja menyimpulkan bahwa perceraian itu juga bukan solusi dlm sebuah pernikahan 😅

    BalasHapus
  2. Perceraian boleh tapi sesuatu yg tidak disukai Allah Swt. Tapi balik lagi kalau bisa dipertahankan dan diberi kesempatan kedua sebaiknya dilakukan ituu.
    Tp aku sendiri berdoa semoga pernikahan ku baik baik saja, jika ada ujian mampu melewati bersama, semoga jodoh yg sekarang sampai selamanyaa, aamiin.....

    BalasHapus
  3. Kalo awak mindsetnya begini kak "menikah itu bukan untuk mencari kebahagiaan".
    Tapi ada banyak anugrah yang patut kita syukuri dalam pernikahan.
    Kenapa tidak mencari kebahagiaan? Karena goals kita itu untuk mencari berkah dulu.

    Kalo udah berkah, mudah-mudahan memang bahagia.
    Tapi kalo yang dicari bahagia dulu, siap-siap kecewa. Karena manusia yang menjadi pasangan kita bukan makhluk sempurna.

    BalasHapus
  4. Kalau belum menikah dan membaca ini, agak sedikit gereget yaaa. Tapi yang bisa aku ambil dan mungkin sebagai saran bisa lihat film "Noktah Merah perkawinan", tapi ambil hal yg positifnya. Karena dalam film itu juga menceritakan konflik yang terjadi disaat menikah, karena pada saat nonton sama pasangan, yang juga menuju perceraian. Semua ada solusinya.

    BalasHapus
  5. Pernikahan bukan akhir, malah awal membina hubungan dengan pasangan hidup. Mempertahankannya bukan perkara jodoh tak jodoh, tapi bagaimana kita menghargai hubungan sakral ini dengan niat ibadah.

    BalasHapus
  6. Ada hal yang sebaiknya tak usah dipikirkan sampai pusing sebelum menjalaninya, yaitu masa depan. Jika sudah saatnya menikah dan "dipertemukan" dengan orang yang cocok, hati mantap, lanjutkan. Urusan bahagia, cerai apa selamanya, itu murni di tangan Tuhan. Porsi kita hanya berusaha sekuat tenaga menjaga keutuhan pernikahan. Titik.

    BalasHapus
  7. Memang jika semua hal tentang masa depan, step by step kehidupan, ketakutan masa depan jika dipikirkan itu membuat bingung dan takut, tapi mengambil dari pengalaman, alhamdulilah kebingungan bisa teratasi dengan ilmu dan petunjukNya, dan alhandulillah bisa sedikit ada gambaran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ga Masalah Ga Punya Rencana Keuangan